Surabaya Timur Terancam Intrusi Air Laut

Menyusutnya persediaan air bawah tanah di Surabaya menebar beragam ancaman, terutama akses terhadap lingkungan. sebab, air tanah akan tercemar air laut atau instrusi air laut.
bila itu terjadi, dampaknya cukup mengkhawatirkan sebab air laut punya daya untuk merusak. ia akan membuat konstruksi bangunan cepat keropos, tanah tidak subur, dan tanaman bisa mati dengan cepat.
bila tak merancang langkah pencegahan sedini mungkin, bencana akan berada di depan mata.
kebijakan pemkot SUrabaya menyetop izin penggunaan air bawah tanah pada 2010 memang langkah yang bisa diacungi jempol.. sesuai dengan kajian Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya, intrusi air laut sudah mencapai hampir 40 persen wilayah Surabaya dan sebagian besar berada di Surabaya Timur dan Utara.
akibatnya fluida (tekanan) air dalam tanah berkurang. tentu saja iktu akan membuat intrusi air laut menjadi lebih mudah. cara mudah untuk mengetahui intrusi air laut adalah dengan berubahnya rasa dari air sumur menjadi lebih asin.
BLH memastikan ada cukup banyak titik yang air tanahnya terdeteksi berubah menjadi asin yaitu di Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Jemur Andayani, Mulyosari, dan Keputih. di kawasan ini bukan berarti sudah tidak ada air tanah, tetapi sudah mulai berkurang dan di gantikan oleh air asin laut.

struktur air tanah

sebagian besar tanah di Surabaya sudah tidak bisa menyerap air hujan dan menurut BLH hanya ada 5 kecamatan yang kualitas tanahnya masih bisa menyerap hujan yaitu pada kecamatan Sambikerep, Sukomanunggal, Sawahan, Dukuh, Pakis dan Karang Pilang. hal ini menyebabkan air hujan langsung mengalir ke lautan lepas dan tidak sempat di serap oleh sebagian besar tanah yang ada di Surabaya.
Kendati menghadapi ancaman berkurangnya air tanah di Surabaya, upaya untuk menyerap air tanah tetap juga berlangsung. bahkan DPKK (Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan) Surabaya menargetkan penerimaan pajak air bawah tanah sebesar Rp 1 miliar.
Tanpa pengendalian, resiko yang akan di hadapi Surabaya benar-benar berat. dampak jika air laut mengisi perut bumi tersebut diprediksi dapat membuat konstruksi gedung yang terjadi atas logam dan material bangunan bisa keropos lantaran korosi gara-gara air yang mengandung garam.
karena konstruksi akan keropos, gedung bisa saja miring atau bahkan ambruk. dari sisi pemerintahan saja, berapa banyak uang negara harus dikeluarkan oleh setiap daerah untuk merehabilitasi gedung dan bangunan milik negara yang ambruk dan atau miring.
berdasarkan pemantauan dari beberapa LSM lingkungan hidup yang mencicipi air tanah yang berada di daerah MERR II-C, Rungkut, dan kawasan Boezem Wonorejo, didapatkan bahwa air yang ada di daerah tersebut sudah berubah menjadi asin.

Karena itu pemkot Surabaya mengentikan izin penggunaan air tanah. walaupun tidak langsung 100 persen tapi sudah ada beberapa perusahaan yang sudah mengehentikan untuk menyedot air tanah. biasanya dikarenakan karena kontrak kerja antar pemkot dan perusahaan yang menggunakan air tanah tersebut berlangsung selama 3 tahun dan baru tahun ini keputusan (penghentian penggunaan air tanah) dilaksanakan.
sementara itu BLH (Badan Lingkungan Hidup) menjadi ketir-ketir dikarenakan ancaman yang nyata ini. salah satu upaya untuk menghadapi ancaman ini adalah dengan menjadikan Surabaya Timur menjadi kawasan lindung dan membuat kawasan konservasi diwilayah timur terus dijaga dan tidak boleh diutak-atik. penanaman mangrove juga menjadi salah satu upaya untuk mencegah intrusi air laut. tidak hanya itu pembangunan dengan skala yang besar sudah mulai dikurangi di daerah timur Surabaya. (yd/jpos)

One thought on “Surabaya Timur Terancam Intrusi Air Laut

  1. Selamat Siang, saya Rizki mahasiswa jurusan PWK ITS. Menurut artikel di atas, BLH telah melakukan kajian mengenai intrusi air laut di Surabaya. Apakah saya dapat memperoleh data kajian BLH mengenai intrusi air laut tersebut? sebagai bahan dalam penelitian saya. Terima Kasih

Leave a Reply to rizki nt Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *