Pengkaderan itu Perlu

Laman ini adalah laman Opini Rakyat. Disini, setiap mahasiswa di baik itu dari jurusan Teknik Mesin ITS maupun jurusan lain bisa menyampaikan pendapat ataupun aspirasi dalam bentuk tulisan. Dimana setiap kita bisa menjadi penulis yang secara bebas menuliskan apapun yang mereka ingin tuliskan. Kalian bisa mengirimkan tulisan kalian ke dimensi.its@gmail.com dan segala bentuk identitas penulis akan terjamin keamanannya sesuai dengan permintaan penulis sendiri.


Pengkaderan itu Perlu
Tiap memasuki tahun ajaran baru, kemahasiswaan di ITS ataupun di universitas lain pasti selalu disibukkan dengan yang namanya “Ospek” atau “Pengkaderan” (kalau di ITS). Memang penting jika diadakan pengkaderan, agar mental-mental SMA yang melekat di mahasiswa baru bisa terlepas dan menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tidak kolokan. Di tulisan saya ini, saya hanya ingin memberikan pandangan saya terhadap pengkaderan. Ketika saya tahu bahwa pengkaderan di ITS ini hanya diperbolehkan 1 minggu dan itu hanyalah sebuah orientasi, saya kaget mendengarnya. Apakah bisa dengan tenggat waktu 1 minggu si Maba bisa beradaptasi dengan baik?. Mungkin pengkaderan di ITS berbeda dengan pengkaderan yang ada di universitas lain, pengkaderan yang lebih mendidik ke mentalitas kita. Jujur tidaklah gampang dalam mempelajari itu semua, saya butuh lebih dari seminggu dididik untuk itu. Lagipula, perlu saya akui terkadang saya juga keteteran kok dengan didikan lebih dari seminggu atau bahkan sebulan. Bagaimana dengan yang hanya seminggu? Itupun hanyalah pengenalan-pengenalan tentang kampus ITS yang menurut saya memang penting, namun kurang bisa mendidik mahasiswa baru agar bisa beradaptasi dengan mudah.

Belum lagi melihat kondisi maba saat ini, yang terkesan kolokan dan minta disuapi terus menerus. Contoh kecilnya dari pertanyaan-pertanyaan mahasiswa baru yang kebingungan mencari lokasi kampus mereka. Jujur aja sih, saya agak kesal dengan mereka-mereka ini. Ya saya memang pernah berada di posisi seperti mereka, kebingungan, bahkan saya gak punya siapa-siapa disini. Tapi, masa iya segala sesuatu yang bisa kita cari sendiri harus kita tanyakan terus menerus?. Untuk apa dong gunanya punya smartphone kalau penggunanya saja tidak smart? Untuk apa dong gunanya punya motor atau mobil mewah kalau tidak digunakan untuk berkeliling kampus dan mengeksplorasi isi kampus ini?. Entah bagaimana pendapat menurut teman-teman pembaca, namun saya melihat ada yang salah dengan mereka.

Ini yang saya takutkan ketika tidak ada lagi yang namanya pengkaderan. Yang saya takutkan bukanlah tentang terhentinya tradisi yang sudah turun temurun ada di kampus ITS ini, namun tentang menurunnya kualitas seorang mahasiswa baru. Menurut saya, memang perlu diadakan pengkaderan, namun dengan lebih terarah dan lebih bisa memberikan mahasiswa baru wawasan tentang kondisi kekikinian yang ada di lingkungan sekitar kita. Saya juga memang mengecam pengkaderan yang didasari perpeloncoan atau mem-bully maba. Dengan memberikan maba pendidikan yang lebih berwawasan begitu, transfer ilmu yang diberikan tidak lagi satu arah, melainkan dua arah. Sehingga, mahasiswa lama dan mahasiswa baru sama-sama bisa belajar. Perlu kita ingatkan lagi, zaman memang sudah berubah, karakter seseorang juga pasti berubah, khususnya generasi muda. Namun, sebagai mahasiswa yang sudah lebih dulu ada sebelum mereka di kampus ini, kita juga harus pintar dalam mencari konsep baru dalam mendidik mereka. (syd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *