ECO CAMPUS BUKAN SEKEDAR AKSI “PENGHIJAUAN”


Dampak pemanasan global dan perubahan iklim telah menjadi hal yang tak dapat dihindari lagi. Berbagai upaya dilakukan untuk melahirkan kesadaran agar ikut memerangi pemanasan global baik di lingkungan sekitar, kantor, sekolah dan lain sebagainya. Eco campus merupakan salah satu program terbesar yang dikampanyekan di lingkungan kamus

Berbagai program lingkungan ini tidak lain bersifat sukarela (volunteer), yaitu program yang dibentuk untuk menstimulus kesadaran dan kepedulian setiap warga kampus dalam melestarikan lingkungan. Kampus dan intitusi sejenisnya merupakan tempat berkumpulnya intelek muda yang diharapkan dapat menjadi pioner dalam menggalakan aksi melestarikan lingkunga. Satu tindakan kecil yang nyata dapat membawa pengaruh yang sangat berarti dalam keberlangsungan lingkungan.
Green Campus
Pengertian istilah Eco-Campus/ Green Campus dalam konteks pelestarian lingkungan bukan hanya suatu lingkungan kampus yang dipenuhi dengan Pepohonan yang Hijau ataupun kampus yang dipenuhi oleh Cat Hijau, ataupun barangkali karena kebetulan Jaket Almamater kampus yang bersangkutan berwarna hijau, namun lebih jauh dari itu makna yang terkandung dalam eco-campus adalah sejauh mana warga kampus dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan kampus secara efektif dan efisien, misalnya dalam pemanfaatan Kertas, alat tulis menulis, penggunaan Listrik, Air, Lahan, Pengelolaan Sampah, dll. Dimana semua kegiatan itu dapat dibuat neraca dan dapat diukur secara Kuantitatif baik dalam jangka waktu bulanan maupun tahunan.
Indikator Green Campus
Oleh sebab itu, dalam program eco-campus ada beberapa indikator ataupun parameter yang dapat dijadikan sebagai ukuran apakah kampus tersebut telah benar-benar telah mencapai sebutan eco-campus ataupun Green Campus. Adapun Ukuran keberhasilan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
• Efisiensi penggunaan kertas sebagai kebutuhan pokok pengajaran
• Efisiensi pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
• Efisiensi penggunaan lahan sebagai ruang terbuka hijau dan estetika (landscape)
• Efisiensi penggunaan listrik
• Efisiensi penggunaan Air
• Efisiensi pemakaian sumber daya alam
• Upaya kontribusi pengurangan pemanasan Global                                                        
            Berbagai program diterapkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber energi di kampus. Tidak mengherankan bahwa kampus merupakan lembaga/institusi yang bergerak di bidang pendidikan dan penganjaran, tentu banyak menghabiskan lembaran kertas. Upaya dilakukan untuk menekan limbah yang dihasilkan dari penggunaan kertas tersebut. Kemudian juga dalam bidang pemanfaatan air, listrik, dan lahan di dalam kampus.
taman Teknik Mesin ITS
            Efisiensi pemanfaatan air adalah sangat penting dilakukan di lingkungan kampus. Penghematan air misalnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali air yang telah digunakan dengan menggunakan teknologi re-sirkulasi air seperti yang telah bayak digunakan oleh institusi lain. Sisa air yang telah digunakan seperti dari kamar mandi, dapur, dll. ditampung kembali dalam kolam penjernihan terpadu, yang kemudian dimanfaatkan kembali. Di samping itu, lahan yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai sumur resapan ataupun biopori untuk menampung air hujan yang jatuh agar tidak sia-sia mengalir sebagai air permukaan dan terbuang ke laut. Air hujan selanjutnya dapat mengisi air tanah, kemudian tersimpan sebagai air persediaan pada saat musim kemarau tiba.
Efisiensi penggunaan lahan di lingkungan kampus juga perlu mendapat perhatian. Idealnya harus ada perimbangan antara luas bangunan dengan ruang terbuka hijau. Minimal 30% lahan kampus sebaiknya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Selama ini ada kecenderungan ditelantarkan atau dibiarkan sebagai lahan tidur (sleeping land) atau ruang hilang (lost space). Berbagai aksi penanaman pohon yang dilakukan beberapa lembaga di dalam kampus diakui sebagai gerakan yang sangat membanggakan. Namun hal yang tidak kalah pentinggnya adalah aksi pemeliharan tanaman tersebut. Program lanjutan ini seringkali dianggap sepele sehingga aksi penghijauan tersebut sesungguhnya tidak memberi hasil yang diinginkan.
Berbagai parameter/indikator sebagaimana diuraikan diatas pada dasarnya adalah disusun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah terutama dikaitkan dengan fenomena dan fakta yang terjadi. Sudah seyogyanya kita sebagai warga kampus yang hidup dalam lingkungan masyarakat ilmiah terdidik selalu tanggap dan bertanggungjawab dalam menyikapi berbagai masalah disekeliling kita dan menjadi contoh/model, tidak terkecuali masalah lingkungan seperti Pemanasan Global / Global Warming yang sedang menghantui kita yang dapat mengancam kelanjutan Bumi dan Kehidupan kita. Mengapa kita tidak Bertindak untuk memulainya?(ptc)

2 thoughts on “ECO CAMPUS BUKAN SEKEDAR AKSI “PENGHIJAUAN”

  1. Saya ingin tanya, bagaimana melakukan program kampus yg dpt dilakukan seluruh mahasiswanya (minimal satu fakultas) dengan sederhana, dana minim, lahan sempit, namun tetap dalam rangka menyuarakan eco-campus. Mohon sarannya. Tks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *