Curhatku Untuk Lida

oleh : Yusuf Tri Anggara

Aku ingin curhat padamu, Lida oh Lida..
Kau tahu bagaimana sekarat diriku, melantung lantung dalam kampusku…
Mencoba diam tak menentu, gerak juga tak menentu, kampusku yang tak kunjung benar
Mungkin salahku, atau mungkin bukan salahku, salah semuanya

Lida, kamu tahu di mana kampusku kan?
Kampusku itu berwarna merah,
Di dalamnya ada banyak jenis tempat yang kau bisa safari selalu
Megah nan mahsyur gelarnya, seantero Institusi Pahlawan Kita..
Tapi dalamnya sih pengap, soalnya berisi orang-orang keringatan
Dulunya..

Lida, aku juga mau cerita
Aku senang.. Dulu kampusku sering ditempati diskusi guyub banyak orang
Aku sedih.. Dulu kampusku sering jadi bentrok banyak jabatan
Sekarang aku senang.. Kampusku tenang, aku jadi sering melambai dalam AC tempat safar
Sekarang aku sedih.. Kampusku mau mati, tapi orang-orangnya malah tetap mencaci-caci

Mungkin salahku Lida, aku dulu juga tak henti mencaci
Tapi aku hanya mau memberi agitasi dan mencari solusi sebenarnya
Mungkin salahku Lida, aku tak turut memperbaiki sendiri
Tapi apalah aku, seluk belukku adalah pecundang di sana
Aku pecundang Lida.. Maka dari itu..
Lida, aku mau kau pikirkan kelanjutanmu setelah ini
Jangan sampai kau mau menikahiku yang telah onar sana kemari

Saranku, kau menggaet calon-calon kahima kita saja
Semua diantaranya adalah orang yang mahsyur! Namanya..
Suaranya terdengar! Waktu kaderisasi maba..
Lakunya pun seperti pahlawan! Kadang..
Mereka juga jelas! Jelas-jelas saling menjatuhkan karena beda masalah
Mereka pasti bakal terkenal! Ya pasti kalau jadi..
Mereka ingin melangkah pasti untuk… Tujuannya sendiri?!

Lida meski nanti kau cintai diriku, tapi kuberitahu engkau
Mereka semua punya cita yang pasti, pasti jadi bahan diskusi?
Mereka semua punya cara sendiri, sendiri-sendiri?
Mereka semua punya suara pemilih, pemilih golongan sendiri?
Mereka akan memakai jaket himpunan, memakai hasil pemaksaan hati nurani?

Lida, oh Lida..
Kalau aku jadi kau, aku memang tak kan langsung memutuskan diriku saat ini
Tahu kenapa?
Wanita itu kan permata yang indah, tapi juga pendidik yang sangat bergelora
Wanita bukanlah tukang pisuh untuk jalanan, wanita adalah hati untuk berbicara
Kau lah salah satu wanita Lida, Bijaklah!
Bijaklah dalam bertindak dan bertutur kata
Jangan ikuti saranku, jangan contoh diriku

Ah, malah aku banyak bicara, Aku tak mau menyalahkan lagi Lida, ini terakhir aku janji
Aku hanya Cinta untuk selanjutnya.. Jangan lupa, semester depan itu penting
Katanya generasi hebat akan datang dengan bejibun kerepotan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *