Mengenal INKA, Perindustrian KA di Indonesia

Senin, 18 September 2017 – Teknik Mesin ITS kembali disambangi oleh salah satu dari alumnus kebanggaannya. Beliau adalah Ir. Godroept Hutabarat, M.M. angkatan 1987 atau M30 yang berkesempatan untuk mengisi kuliah tamu denga topik “Rancang Bangun Gerbong Kereta Api”.

Kuliah tamu yang dimulai pukul 10.00 pagi ini diawali dengan sambutan dari Kepala Departemen Teknik Mesin, Bambang Pramujati ST, MSc.Eng, Ph.D. Selanjutnya, sebelum pemaparan materi dimulai, ak Godroept menjelaskan terlebih dahulu mengenai PT INKA untuk memberikan gambaran bagaimana perkembangan perindustrian kereta api di Indonesia. PT INKA sendiri memiliki visi “Menjadi perusahaan kelas dunia yang unggul di bidang transportasi kereta api dan transportasi perkotaan di Indonesia”. Ketika berbicara mengenai kelas dunia tentu tidak jauh dari kata ekspor, selain itu berkembangnya trasportasi di perkotaan juga seperti KRL di Jabodetabek, pengerjaan LRT (Light Rail Transit) atau kereta api ringan di Palembang dan pengerjaan KRD (Kereta Rel Diesel) di Minangkabau mendukung misi pada saat ini yang diusung oleh INKA.

Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan sejarah perkembangan PT INKA yang awalnya pada tahun 1978 merupakan Balai Yasa bengkel lokomotif uap dan gudang persediaan hingga mulai tahun 1981 menjadi workshop perawatan dan perbaikan lokomotif uap dan seiring perkembangannya setelah tahun 2002 maka PT INKA mejadi berada di bawah kementrian BUMN.

Dalam mendesain gerbong kereta api, hal-hal yang harus diperhatikan adalah dari sistem perkereta-apian seperti safety, reliability, economy, kebutuhan kapasitas kereta dan lain sebagainya. Selanjutnya spesifikasi dasar kereta api seperti susunan umum KA, kinerja untuk percepatan dan perlambatan, sistem pengereman, perencanaan biaya dan berat KA. Yang ketiga adalah pembuatan kereta api (desain) meliputi badan kereta api (carbody) dan bogie. Lalu faktor lain meliputi jadwal (program standar), cakupan desain, waktu desain, dan metode verifikasi gambar. Dan yang terakhir yaitu uji dan pemeriksaan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan uji kinerja statis dan dinamis.

Di antara penjelasan materi, beliau juga memberikan contoh mengenai cara perhitungan dan penjelasan tentang spesifikasi dasar kereta api. Banyaknya jumlah gerbong kereta api tergantung oleh spesifikasi tertentu yang diinginkan nantinya.

Setelah materi berakhir maka memasuki sesi tanya jawab, dibuka dua termin dengan masing-masing tiga pertanyaan dari mahasiswa di setiap termin, pertanyaan yang diajukan cukup beragam mulai dari mengapa kereta api di indonesia belum menerapkan kereta yang desainnya aerodinamis seperti halnya di luar negeri hingga cara menanggulangi getaran yang disebabkan ketika kereta api melaju. Dan yang terakhir kuliah tamu ditutup dengan penyerahan cinderamata dari pak Godroept kepada departemen teknik mesin dan juga sebaliknya. (rdy/atr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *