5S – Budaya yang Perlu Dibudayakan

Senin, 23 Oktober 2017 – Teknik Mesin ITS mengadakan kuliah tamu dengan topik “Membangun Budaya 5S”. Kali ini kuliah tamu dibawakan oleh alumnus Teknik Mesin ITS, yakni Bapak Hery Sumardiyanto (M28) yang kini meenjabat sebagai Production Senior Manager PT AHM (Astra Honda Motor). Kuliah tamu ini dimulai pukul 10.00 WIB dan diawali dengan sambutan dari Kepala Departemen Teknik Mesin, pak Bambang Pramujati. Setelah sambutan, acara dilanjutkan oleh pemutaran video singkat mengenai AHM.

Pak Hery menyampaikan bahwa 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) merupakan budaya yang dibawa dari Jepang pada awalnya dan sudah banyak diterapkan di sebagian besar perindustrian seluruh dunia. Maksud dari 5S sendiri adalah sikap atau perilaku yang harus dimiliki oleh setiap orang dan diaplikasikan di mana saja, tidak hanya di lingkungan pabrik atau kampus saja. Tujuan dari 5S adalah untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman. “5S merupakan pondasi atau landasan dalam setiap aktivitas pekerjaan” sambungnya.

Di kampus kita, istilah 5S dikenal juga sebagai 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) sedangkan di AHM 5S dikenal dengan 5K (Ketertiban, Kerapian, Kebersihan, Kelestarian, dan Kedisiplinan). Pak Hery menjelaskan tujuan 5S yang sudah diterapkan di AHM adalah bagaimana mereka meningkatkan safety, quality, dan productivity dengan menurunkan 8 pemborosan (waste). Pemborosan adalah segala sesuatu yang tidak memiliki nilai tambah, baik material dan sumber daya yang lain seperti waktu, energi, dan arena kerja yang terbuang. 8 pemborosan yang dihindari tersebut adalah “DOWNTIME”, singkatan dari Defect, Over Production, Waiting, Non-Utilized Talent, Transporting, Inventory, Motion, dan Excess Processing.

Untuk memulai 5S dapat dimulai dari memilah-milah barang yang masih diperlukan dan tidak. Barang-barang yang sudah tidak diperlukan dapat dibuang. Barang-barang yang masih diperlukan diletakkan sesuai dengan tempatnya dan ditata dengan rapi agar siap digunakan pada saat diperlukan. Lalu, barang-barang yang sering digunakan harus dibersihkan. Lakukan pemeriksaan dan cari sumber masalah dari suatu lingkungan yang kotor. Barang-barang yang sudah dipilah, dirapikan dan dibersihkan. Selanjutnya dibuatkan standarnya agar dapat mengontrol kondisi barang-barang tersebut. Hal-hal tersebut harus dilakukan secara rutin agar berkelanjutan. Yang terakhir, Pak Hery berpesan bahwa hal terpenting yang mendasari sikap dan perilaku 5S adalah komitmen untuk bersama-sama melakukan proses 5S.

Menjelang akhir materi kuliah tamu pagi itu, dibuka sesi tanya jawab, lalu diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Departemen Teknik Mesin kepada Pak Hery dan pemutaran video tentang bagaimana contoh melaksanakan sikap 5S. (ann/atr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *