Melesatnya Sapuangin di Ajang KMHE

Kontes Mobil Hemat Energi atau KMHE 2018 memang telah berakhir namun tak lengkap rasanya bila tidak membahas event yang satu ini dan cerita di balik Sang Juara. KMHE merupakan sebuah event yang diselenggarakan oleh DIKTI dalam skala nasional dengan berorientasi pada efisiensi energi dari mobil rancangan mahasiswa. Secara garis besar perlombaan ini dibagi menjadi dua kategori berdasarkan kategori kendaraan, yaitu Urban dan Prototype. Untuk mobil yang digunakan dalam kompetisi KMHE sendiri dibagi berdasarkan penggerak yang digunakan, diantaranya Motor Bakar (bahan bakar bensin, diesel, dan etanol) dan Motor listrik. Pada KMHE tahun ini ITS memborong empat gelar juara dari empat kelas yang dilombakan. Gelar juara pertama berhasil dimenangkan oleh Tim Sapuangin pada kelas gasoline dan Tim Nogogeni pada kelas ethanol, sedangkan gelar juara ketiga berhasil diraih Tim Nogogeni pada kelas listrik dan Tim Antasena pada kelas diesel.

Dokumentasi oleh Tim Sapu Angin

Bak pepatah yang mengatakan selalu ada cerita di setiap perjalanan, kali ini Tim Sapuangin juga akan berbagi cerita tentang perjalanannya di ajang KMHE 2018 hingga mengantarkannya menjadi juara di kelas gasoline. Berdasarkan hasil wawancara dengan Fauzi, driver Sapuangin untuk ajang perlombaan KMHE 2018 ini menuturkan ada beberapa hal yang berbeda dari perlombaan KMHE tahun ini dengan tahun sebelumnya. Menurutnya perlombaan KMHE tahun ini lebih berat dari tahun sebelumnya terlebih dalam urusan track. Tidak berhenti disitu, Tim Sapuangin juga menemui beberapa kendala saat akan berlaga. Lantas apa saja kendala yang mereka temui dan bagaimana cara mereka mengatasinya? Berikut merupakan penuturan Fauzi mengenai pengalamannya mengikuti perlombaan KMHE 2018 ini.

Cerita pertama dimulai saat tim telah tiba di Padang dan sadar mereka lupa tentang regulasi yang mengharuskan untuk memakai box elektrik yang tembus pandang sehingga akhirnya mau tidak mau mereka harus bergegas mencari barang yang dibutuhkan. Selesai dengan masalah box, kendala kembali datang saat melakukan practice. Driver sempat mengalami putus komunikasi yang membuatnya tidak mengetahui kondisi disekitar track, ditambah posisi kaca spion yang tidak pas membuat kecelakaan pun tak terelakkan antara mobil dari Tim Sapuangin dan mobil dari Tim Universitas Negeri Sebelas Maret. Beruntung kerusakan tidak terlalu parah dan tidak terjadi permasalahan dari kedua belah pihak. Cuaca yang tidak bersahabat serta track yang sempit dan mempunyai banyak tikungan membuat kendala yang dihadapi semakin banyak.

Dengan segala kendala yang ada tidak serta merta membuat tim menyerah. Jauh-jauh hari telah mereka siapkan beberapa strategi untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diharapkan saat race berlangsung. Fauzi menuturkan ada beberapa point penting untuk memaksimalkan hasil saat perlombaan. Strategi yang pertama adalah lolos scrutineering (pemeriksaan teknis) di hari pertama agar mereka langsung mengikuti rangkaian acara selanjutnya yaitu practice. Saat practice pun tim langsung melakukan persiapan. Tujuan dari practice ini adalah mengetahui kondisi circuit. Kemudian keesokan harinya dilanjutkan dengan race, tak lupa tim juga mengecek ramalan cuaca sebelum berlomba. Mengetahui kemungkinan akan turun hujan setelah pukul 12.00 WIB, Tim Sapuangin langsung memilih untuk mengambil race pagi dan bergegas untuk mengantri. Strategi yang sama juga diterapkan di hari berikutnya, dengan 2 race tersisa mereka memanfaatkan jumlah attempt yang ada. Tercatat hasil terbaik konsumsi bahan bakar mobil Sapuangin untuk perlombaan ini adalah 380km/liter. Meski tetap mencatatkan hasil terbaik dengan catatan konsumsi bahan bakar mencapai 380km/l, Tim Sapuangin mengaku bahwa hasil ini tidak lebih baik dari hasil tahun sebelumnya yang dapat mencapai 400km/l. Namun itu semua bukan semata karena performa dari kendaraan yang menurun ataupun kesalahan teknis, tetapi lebih karena track yang mempunyai banyak tikungan sehingga memungkinkan terjadinya losses dan penurun hasil.

Dokumentasi oleh Tim Sapu Angin

Dari cerita di atas kita dapat melihat bahwa dibutuhkan strategi dan kesiapan yang matang dalam melakukan suatu hal. Dan apabila rintangan datang janganlah mudah menyerah karena rintangan ada bukan untuk melemahkan kita, namun berlaku sebaliknya. Sapuangin memang dikenal sebagai tim yang punya segudang prestasi, namun dibalik semua itu terdapat kerja keras yang tak pernah usai. Fauzi menambahkan bahwa dalam waktu dekat ini Sapuangin akan mengikuti lomba Shell Eco Marathon (SEM). Semoga prestasi yang sama juga akan diraih untuk Shell Eco Marathon  dan kompetisi berikutnya. (ané/kdn)

One thought on “Melesatnya Sapuangin di Ajang KMHE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *