Tantangan Engineer dalam Sektor Perhubungan Indonesia

template-poster
          Selasa (20/09), Jurusan Teknik Mesin ITS kembali mengadakan kuliah tamu yang menghadirkan alumni Teknik Mesin ITS angkatan M42, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc selaku Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan pada Dinas Perhubungan. Kuliah tamu kali ini membawakan bahasan mengenai “Engineering based Regulation pada Sektor Transportasi Darat”. Bahasan sendiri difokuskan pada tantangan engineer serta contoh kasus dan analisa dari sudut pandang engineer terkait bidang perhubungan dan moda transportasi darat.

Engineer memiliki peran penting dalam pengembangan sektor perhubungan di Indonesia. Engineer disini dapat berperan menjalankan analisa terkait suatu permasalahan yang ada di lapangan. Di mana hal ini tercerminkan pada kasus-kasus yang terjadi di bidang transportasi darat akhir-akhir ini. Kasus pertama datang dari peristiwa-peristiwa kecelakaan tunggal bus yang sering terjadi. Setelah dianalisa penyebab kecelakaan didapatkan beberapa sebab, namun yang sedikit menggelitik dari banyaknya penyebab tersebut adalah terkait adanya pelanggaran pada peraturan standarisasi bus. Di mana dikarenakan banyak peraturan yang telah ditetapkan mulai dari standar dimensi kendaraan, berat kendaraan, dan uji kelayakan kendaraan ternyata tidaklah dipatuhi di lapangan. Uniknya banyak kasus yang terjadi, terlihat pihak penyelenggara moda transportasi sendiri yang mana membuat aturan tersebut malah melanggarnya sendiri. 
Beberapa pelanggaran aturan pada kasus pertama seperti ketetapan jam kerja sopir bus yang telah menetapkan jam operasi bus yaitu 4 jam beroperasi kemudian istirahat, dan melanjutkan perjalanan lagi 4 jam. Di mana bus hanya diperbolehkan beroperasi maksimal 8 jam perhari. Namun kenyataan berkata lain,  banyak sopir bus yang beroperasi lebih dari batas maksimal jam operasi tersebut. Selain itu, ditemukan pula pada beberapa bus di lapangan adanya speedometer mati, rem parkir yang tidak berfungsi, kaca bus tidak memenuhi standart keamanan, kerangka body bus yang berkarat, serta tidak adanya sabuk pengaman penumpang. Di mana hal ini tentu menyalahi aturan yang telah dibuat yang dirasa masih kurang dihiraukan oleh pihak penyelengara jasa transportasi sekarang. 
            Kasus selanjutnya datang dari moda transpotasi kereta api. Sebagai salah satu moda transportasi darat kereta api tak luput dari yang seringnya terjadi kecelakaan. Analisa kali ini tertuju pada faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Salah satu hal menarik datang dari adanya pelanggaran pada penggantian bahan rem kereta yang seharusnya menggunakan komposit namun secara “legal” diganti menggunakan cast iron yang berakibat pada penambahan waktu pengereman kereta. Sehingga dapat menyebabkan lamanya waktu pengereman kereta saat akan terjadi tabrakan. Hal unik kedua dari kasus kereta api ini datang dari pemasangan tralis di ruang masinis yang berisiko dapat mengurangi jarak pandang masinis. Pemasangan tralis ini sendiri dikarenakan akan kebutuhan perlindungan masinis terhadap sikap vandalisme terkait lemparan batu dari masyarakat.

         Selain itu faktor kelayakan infrastruktur pendukung transportasi juga masih membuahkan permasalahan baru terkait bidang transportasi di Indonesia. Seperti pada pembangunan strukur pagar pembatas di Indonesia yang menyalahi desain awal yang dimana seharusnya ditancapkan di tanah sehingga dapat mengalami ledutan untuk menahan beban tabrakan. Namun lagi-lagi fakta di lapangan berkata lain, banyak pagar pembatas tersebut malah dicor karena ditakutkan akan dicuri.
Dengan banyaknya masalah dan carut marut sektor perhubungan di Indonesia tentunya banyak pula tantangan yang harus dilalui para engineer Indonesia kedepannya. Engineer sendiri haruslah dapat memberikan analisa yang komprehensif terkait suatu permasalahan di sektor perhubungan kedepannya agar dapat ditemukan solusi atas permasalahan tersebut. Kemudian,engineer pun perlu menghadapai atmosfir birokrasi di Indonesia yang didalamnya terdapat campur aduk banyak kepentingan yang juga memiliki tujuan berbeda yang tentu dapat menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para engineer.
Di akhir kuliah tamu, Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc berpesan agar mahasiswa lebih kritis dalam menghadapi masalah sekitar khususnya di bidang perhubungan dan transportasi darat ini. Diharapkan adanya inovasi-inovasi baru dari mahasiswa sehingga dapat membantu memberikan solusi terbaik untuk menyelasaikan masalah dalam bidang ini. Sehingga terjalin hubungan yang sinergis antara pihak birokrasi dengan engineer dalam menghadapi tantangan sektor perhubungan.(dik/wib)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *