Repost dari Buletin DIMENSI edisi 4
Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc, merupakan alumni Teknik Mesin FTI ITS angkatan
M42 yang menggeluti bidang perhubungan di Indonesia, tepatnya sebagai Kepala Sub Bidang
Evaluasi dan Pelaporan pada Dinas Perhubungan. Pada awal Bapak Yok Suprobo akan masuk ke
dunia perkuliahan. Beliau memilih dunia teknik karena sangat luas lapangan pekerjaannya dalam
bidang industri. Kecintaannya terhadap dunia mesin telah nampak sejak beliau menginjakkan
kaki di Teknik Mesin, terbukti dengan keaktifan beliau dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa
Mesin (HMM) pada saat itu, bahkan menjadi Streering Comitte (SC) dengan mempertimbangkan
kuliah hingga sarjana.
Setelah lulus sarjana, berawal dari mencoba untuk melamar pekerjaan. Beliau pun
diterima dan bekerja di Kementrian Perhubungan dalam divisi peneliti pusat litbang
perhubungan darat dan perkeretaapian. “Saya memutuskan bekerja dan alhamdulillah dibiayai S2
di UGM” ungkap beliau disela wawancara. Sambil menyelam minum air, beliau melanjutkan
study dengan mengambil jurusan sistem dan teknik trasportasi. Jurusan ini sendiri kala itu hanya
ada satu di Indonesia, Saat itu beliau juga sekaligus mendapat double degree dengan universitas
Karlstad University, Swedia. Setelah menyelesaikan masa studinya, beliau pun menyandang
magister sains dari kedua universitas ternama tersebut. Beliau juga menjelaskan permasalahan
seputar trasportasi sudah sangat banyak ditemui dilingkungan, mengingat juga lulusan teknik di
kementrian perhubungan sedikit dengan pembandingan kebutuhan yang lumayan banyak.
“Jarang, namun ada. Sarjana Teknik tentu bisa menyambet gelar Magister sains.” beliau
menjelaskan. Ilmu yang dipelajari di Teknik Mesin dulu merupakan dasar dari semua ilmu, dan
cara berpikir. Seperti halnya fluida yang melewati sebuah pipa, apabila di tutup di ujung selang
maka akan macet, seperti halnya trasportasi, hanya berbeda subjek yaitu manusia dan barang
sehingga lebih kompleks. Hal itu juga harus diatur layaknya fluida tadi.
Menurut penuturannya, beliau sangat menyukai pekerjaannya hingga sering mengikuti
kursus diantaranya : Road safety short course (Leeds University, UK), PTV vision VISUM 12.0
training (PTV Group, Melbourne, Australia), Sustainable urban transport planning and
management (land transport authority (LTA) Singapore), internship program : implementation
electric vehicle in Korea (korea transport institute (KOTI)).
Bapak Yok Suprobo S.T., M.Sc berpesan agar mahasiswa lebih kritis dalam menghadapi
masalah sekitar khususnya di bidang perhubungan dan transportasi darat ini. Diharapkan adanya
inovasi-inovasi baru dari mahasiswa sehingga dapat membantu memberikan solusi terbaik untuk
menyelasaikan masalah dalam bidang ini. Sehingga terjalin hubungan yang sinergis antara pihak
birokrasi dengan engineer dalam menghadapi tantangan sektor perhubungan
(riz/wib)
“Berkaca kepada korea yang bangkit jauh dari Indonesia, karena meraka menghagai
karya mahasiswa untuk mengembangkan industri. Semoga Indonesia kedepannya lebih baik”