Ada Apa dengan Kebebasan Berbicara dan Berekspresi di Negara Prancis?

Pengibaran bendera Prancis yang bertuliskan “Freedom of Speech” oleh salah seorang demonstran selama aksi anti-terorisme di Place de La Republique. (Sumber: Getty Images/oleh Kiran Ridley)

(21/11) – Dalam upacara penghormatan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menjanjikan warganya untuk terus berupaya dalam memperjuangkan Freedom of Speech dan Freedom of Expression dari seorang guru yang tewas terbunuh oleh seorang anak yang disebutkan beraliran Islam radikal.

Seorang guru sejarah di salah satu sekolah di Prancis, Samuel Paty, 47, tewas dibunuh oleh Abdullah Anzorov, 18, seorang imigran asal Chechnya pada tanggal 16 Oktober 2020. Tidak lama setelahnya, Abdullah tewas ditembak oleh polisi setempat.

 Samuel sudah menjadi target ancaman Abdullah semenjak ia menunjukkan dua gambar karikatur Nabi Muhammad SAW saat ia mengajar pada tanggal 6 Oktober 2020. Karikatur tersebut diterbitkan oleh majalah Charlie Hebdo di tahun 2015, yang juga menyebabkan terbunuhnya 11 anggota staf yang bekerja untuk majalah tersebut. Umat muslim menganggap karikatur tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Menurut Presiden Emmanuel Macron, peristiwa tersebut merupakan “serangan teroris Islam” yang dilakukan karena Samuel mengajarkan Freedom of Expression atau kebebasan berekspresi di kelasnya. Macron menambahkan, teroris berusaha untuk merusak Republik Prancis dan nilai-nilainya, “ini adalah pertempuran kita dan itu eksistensial. Mereka [teroris] tidak akan berhasil… Mereka tidak akan bisa memecah belah kita.”

Polisi melakukan penggerebekan rumah warga di seluruh bagian negara Prancis sebagai bagian dari penyelidikan terhadap pembunuhan Samuel Paty. Sekitar 15 orang ditahan dan 51 organisasi Islam sedang dalam penyelidikan, seperti yang dilansir oleh Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin.

Tidak mengherankan jika melihat Pemerintah Prancis menangani dugaan serangan teror tersebut dengan sangat serius. Semenjak peristiwa Charlie Hebdo di 2015 silam, beberapa tahun terakhir telah terjadi serangan pisau terhadap kalangan atas, serangan terhadap polisi di Champs-Élysées, dan serangan terkoordinasi di Paris yang menewaskan 130 orang dan melukai ratusan orang lainnya.

Pembunuhan yang terjadi pada hari Jumat ini merupakan inti dari dua perdebatan paling bergejolak di Prancis, apakah harus ada batasan dalam Freedom of Speech (kebebasan berbicara) dan bagaimana Muslim harus berintegrasi ke dalam masyarakat Prancis. Hal itu akan menjadi pembicaraan yang dapat mengguncang politik negara secara berkelanjutan di tahun-tahun yang akan datang.

-Rizka Aulia

Source:

https://en.wikipedia.org/wiki/Murder_of_Samuel_Paty

https://www.vox.com/21523506/france-teacher-attack-terrorism-free-speech-muslims

https://www.bbc.com/news/world-europe-54632353

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *