GREEN FUEL dan PLTU Biomassa

Gambar Tandan Kosong Kelapa Sawit

Inovasi green fuel saat ini sedang dielu-elukan oleh pemerintah. Dilansir dari laman Humas Ditjen EBTKE (5/1),  Andriah Feby, Direktur Bioenergi, mengatakan bahwa pemerintah tengah mendorong pengembangan green fuel berbasis sawit yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100), dan Bioavtur (J100) yang berbasis Crude Palm Oil (CPO). Produk green fuel ini memiliki karakteristik yang mirip dengan bahan bakar fosil. Feby juga mengatakan, green fuel ini dalam beberapa parameternya memiliki kualitas yang jauh lebih baik dibandingkan bahan bakar fosil.

Demi memenuhi inovasi green fuel ini, diperlukan pasokan sawit yang melimpah. Pengolahan sawit secara besar-besaran menghasilkan limbah yang tak kalah sedikit, mulai dari limbah padat, cair, dan gas. Limbah padat misalnya tandan buah, serat, cangkang buah, dan abu bakar. Sedangkan limbah cair biasanya dihasilkan dari sisa proses pembuatan minyak atau biasa disebut dengan POME (Palm Oil Mills Effluent). Untuk limbah gas sendiri berasal dari gas buangan pabrik produksi.

Bukan green fuel namanya kalau tetap menghasilkan limbah banyak dan tidak diolah kembali. Salah satu pemanfaatan limbah sawit yaitu sebagai energi pembangkit listrik. Dilansir dari kumparan.com (1/4), Ditjen EBTKE Kementrian ESDM menyebutkan bahwa potensi energi listrik yang dihasilkan dari limbah kelapa sawit mencapai 12.654 MW dengan potensi terbesarnya terdapat di pulau Sumatera (8.812 MW) dan di Kalimantan (3.384).

Ini selaras dengan inovasi green fuel pemerintah. Pihak Kementrian ESDM juga memerintahkan kepada PLTU yang ada di Indonesia, untuk ikut menerapkan co-firing, yaitu penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial pada boiler. Biomassa yang digunakan dalam hal ini tentu saja adalah limbah pengolahan kelapa sawit.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com (22/1), Direktur Mega Proyek PLN, M. Ikhsan Asaad, menyatakan bahwa PT PLN (persero) menargetkan hingga tahun 2024 akan melakukan co-firing dengan biomassa pada 52 PLTU yang tersebar di beberapa pulau.

Gambar PLTU

Salah satu PLTU Biomassa yang masih dalam tahap rencana pembangunan yaitu PLTU Biomassa dengan kapasitas 2×100 MW di Tanjung Sauh, Batam, yang baru menandatangani MoU pada awal Maret 2021. Pengembangan di daerah ini akan memperkuat kondisi kelistrikan Batam dan Bintan, sebagaimana yang dikatakan oleh Budi Pangestu, Dirut PT PLN Batam. Kepala Panbil Group, Johanes Kenedy, yang bekerja sama dengan PT PLN Batam ini mengatakan, pengembangan biomassa juga sebagai penyeimbang produksi energi listrik yang sudah ada serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.

Inovasi green fuel cukup meyakinkan dalam memasok energi yang ramah lingkungan di Indonesia. Selain karena limbah pengolahannya dapat dimanfaatkan kembali, dari segi ekonomi pun juga dapat terangkat. Masyarakat serta pengusaha menengah kebawah dapat menjadi pemasok bahan baku biomassa yang tentu saja akan meningkatkan perekonomian warga sekitar. Dengan seruan green fuel ini semoga berbagai aspek kehidupan di Indonesia dapat menjadi lebih baik. 

-Talia Kamil

sumber :

ebtke.esdm.go.id

kumparan.com

cnbcindonesia.com

antaranews.com

thepalmscribe.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *